88. 8 Kebohongan Seorang Ibu Dalam Hidupnya

Posted: 4 April 2011 in Catatan Runa ᔝ, Renungan Untuk Kita
Tag:, , ,

Dalam kehidupan kita sehari-hari,
kita percaya bahwa kebohongan
akan membuat manusia terpuruk
dalam penderitaan yang
mendalam, tetapi kisah ini justru
sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, makna
sesungguhnya dari kebohongan ini
justru dapat membuka mata kita
dan terbebas dari penderitaan,
ibarat sebuah energi yang mampu
mendorong mekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia.

Cerita bermula ketika aku masih
kecil, aku terlahir sebagai seorang
anak laki-laki di sebuah keluarga
yang miskin. Bahkan untuk makan
saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering
memberikan porsi nasinya
untukku. Sambil memindahkan
nasi ke mangkukku, ibu berkata :
“Makanlah nak, aku tidak lapar”
———- KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA

Ketika saya mulai tumbuh dewasa,
ibu yang gigih sering meluangkan
waktu senggangnya untuk pergi
memancing di kolam dekat rumah,
ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan
sedikit makanan bergizi untuk
petumbuhan. Sepulang
memancing, ibu memasak sup ikan
yang segar dan mengundang
selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk di sampingku
dan memakan sisa daging ikan
yang masih menempel di tulang
yang merupakan bekas sisa tulang
ikan yang aku makan. Aku melihat
ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan
sumpitku dan memberikannya
kepada ibuku. Tetapi ibu dengan
cepat menolaknya, ia berkata :
“Makanlah nak, aku tidak suka
makan ikan”
———- KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA

Sekarang aku sudah masuk SMP,
demi membiayai sekolah abang dan
kakakku, ibu pergi ke koperasi
untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil
tempelannya itu membuahkan
sedikit uang untuk menutupi
kebutuhan hidup. Di kala musim
dingin tiba, aku bangun dari
tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan
dengan gigihnya melanjutkan
pekerjaannya menempel kotak
korek api. Aku berkata :”Ibu,
tidurlah, udah malam, besok pagi
ibu masih harus kerja.” Ibu tersenyum dan
berkata :”Cepatlah tidur nak, aku
tidak capek”
———- KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA

Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat
menemaniku pergi ujian. Ketika
hari sudah siang, terik matahari
mulai menyinari, ibu yang tegar
dan gigih menunggu aku di bawah
terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng
berbunyi menandakan ujian sudah
selesai, Ibu dengan segera
menyambutku dan menuangkan
teh yang sudah disiapkan dalam
botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat
dibandingkan dengan kasih sayang
yang jauh lebih kental. Melihat ibu
yang dibanjiri peluh, aku segera
memberikan gelasku untuk ibu
sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata : “Minumlah nak, aku
tidak haus!”
———-KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT

Setelah kepergian ayah karena
sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu.
Dengan berpegang pada pekerjaan
dia yang dulu, dia harus membiayai
kebutuhan hidup sendiri.
Kehidupan keluarga kita pun
semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat
kondisi keluarga yang semakin
parah, ada seorang paman yang
baik hati yang tinggal di dekat
rumahku pun membantu ibuku
baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada
di sebelah rumah melihat
kehidupan kita yang begitu
sengsara, seringkali menasehati
ibuku untuk menikah lagi. Tetapi
ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat
mereka, ibu berkata : “Saya tidak
butuh cinta”
———- KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA

Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat
dari sekolah dan bekerja, ibu yang
sudah tua sudah waktunya
pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia
rela untuk pergi ke pasar setiap
pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Kakakku dan abangku
yang bekerja di luar kota sering
mengirimkan sedikit uang untuk
membantu memenuhi kebutuhan
ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut.
Malahan mengirim balik uang
tersebut. Ibu berkata : “Saya
punya duit”
———- KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM

Setelah lulus dari S1, aku pun
melanjutkan studi ke S2 dan
kemudian memperoleh gelar
master di sebuah universitas
ternama di Amerika berkat
sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun
bekerja di perusahaan itu. Dengan
gaji yang lumayan tinggi, aku
bermaksud membawa ibuku untuk
menikmati hidup di Amerika.
Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan
anaknya, ia berkata kepadaku
“Aku tidak terbiasa”
———-KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH

Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker
lambung, harus dirawat di rumah
sakit, aku yang berada jauh di
seberang samudra atlantik
langsung segera pulang untuk
menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah
di ranjangnya setelah menjalani
operasi. Ibu yang keliatan sangat
tua, menatap aku dengan penuh
kerinduan. Walaupun senyum yang
tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang
ditahannya. Terlihat dengan jelas
betapa penyakit itu menjamahi
tubuh ibuku sehingga ibuku
terlihat lemah dan kurus kering.
Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih,
sakit sekali melihat ibuku dalam
kondisi seperti ini. Tetapi ibu
dengan tegarnya berkata :
“Jangan menangis anakku, aku
tidak kesakitan”
———- KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN.

Setelah mengucapkan
kebohongannya yang kedelapan,
ibuku tercinta menutup matanya
untuk yang terakhir kalinya. Demi mengenang Ibu yg ada di alam
sana….
“Terima kasih atas segala
kasih sayang yg pernah kamu
berikan.”

Komentar
  1. dicky berkata:

    hwaakkk pengen pulang ketemu mamah
    hiks…………
    sedih bener ceritanya ;(

  2. dykas60v5 berkata:

    ijin copas d fb y run hiks hiks hiks. . .. .. .
    link blog Q kq lum d tempel cieee.?

  3. nien berkata:

    keren . sampe bikin gw nangiss :))

    waa sampai segitunya :]
    tapi bgus kok hoho

  4. dhahnd371 berkata:

    i like this,

    makasiehh

  5. cold4hands berkata:

    untung aja pas baca ini orang rumah udah tidur,. my tears tell me what I feel,. speechless,. Nice Post Runa,

    ^_^

  6. wawan berkata:

    ibuu,,,,,,,,,,,

    emaaaakk

  7. akbarn4 berkata:

    bikin nangis nih artikel (sumpah )
    Terharu bnget ..kita cuma bisanya nyusahin ortu/ibu ..tapi ngucapin trima kasih aja susah banget …

    Ijin copas ea bro………boleh gak ????

    silahkan bro d copas2 sadja hehe

  8. aries boy berkata:

    aljannatu tahta min aqdamil ummahat….. Nice post….

    waduh hebat euy b.arabnya

  9. weaweo berkata:

    bagus banget, terharu 😥

    sip 🙂

  10. Erick MK berkata:

    Cry… Cry…!

    kebohongan Ibu Bukanlah Dosa.
    Jasa2 ibu Walaupun harus Berbohong, tdk Bisa dibalas dngn Apapun.
    Semoga Ibu Kita Selalu dalam Rahmat ALLAH SWT.
    Dan Saat Kembali KEPADANYA berada disisiNYA.
    Amin.

    amin amin amin kak 🙂

  11. lagi lagi 5 jempol buat neng runa,
    #lama lama abis nih stok jempol one,
    Hahah

    jiah si akang mah gitu ma ineng wkwkwk

  12. Rie berkata:

    Judulnya provokatif. Tp isinya bikin haru.

    hehe

  13. syechan baraqbah berkata:

    afwan biki ya ummy, min kulli dzanbiy, wa su_iy, wa kulli khilafiy..

    amin ya akhi

  14. ipanapi berkata:

    88.8 wah nmor togel..
    Hahaha,
    nice post..
    Nitip run http://ipanapi.wordpress.com/2011/04/04/wallpaper-composer-campur-photomu/

    di pasang di pasang mas wkwkwk

  15. Arumaarifu berkata:

    kangen emak abis baca postingan ne… ambil handphone trus sms.. MAK SUDAH MAKAN BLOM?…

    sudah nak ^gubrak

Tinggalkan komentar